MEDAN, KAROINDO.com – Dua orang pria berdarah Karo, harus rela kerika dirinya hengkang dari pendidikan Akademi Militer di Magelang. Keduanya di PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) terkait pencurian dan penganiayaan.
Kedua pria asal Medan yang mendapat PTDH yakni, Sermadatar Michael Ginting dan Pratar Gerry Ginting saat ini pun tengah berusaha agar mereka bisa kembali lagi ke Akmil dan melanjutkan pendidikan. Di mana untuk sementara, keduanya telah dikembalikan ke lingkungan masyarakat biasa lainnya.
Terkait permasalahan ini, sejumlah tokoh Karo pun memberi dukungan kepada Ginting bersaudara itu dan berupaya agar keduanya bisa kembali lagi mengenyam pendidikan di Akmil.
Seperti halnya dikutip dari status facebook milik pengamat Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara, Wara Sinuhaji. Michael dan Gery adalah siswa terbaik Taruna Akmil Magelang yang saat ini berjuang untuk melepaskan diri dari punishment tertinggi di almamaternya.
Di sana juga terlihat Wara menuliskan bahwa, Michael dan Geri menjelaskan, terkait apa yang mereka terima ini, mengakui bahwa hal ini tidak pantas untuk dijatuhkan bagi mereka. Geri memang mengakui ada melakukan kesalahan, menendang juniornya namun tidak sampai fatal dan masuk rumah sakit.
Sementara ada taruna lain yg melakukan penganiayaan ke juniornya hingga terkena limpanya dan masuk rumah sakit tidak di beri hukuman punishment tertinggi, kata beliau. Sisi lain Michael memaparkan bahwa BAP tidak bisa di minta ke almamaternya karna sudah ketentuan baku peradilan internal.
Masih banyak sisi miris yang di alami oleh dua bersaudara Taruna AKMIL ini, namun sekarang yang dibutuhkn adalah sikap empati dan simpati dari seluruh masyarakat Indonesia bagi mereka.
Apakah kesalahan yang diperbuat dua bersaudara dengan tuduhan mencuri sebuah alasan yang logis dan tepat untuk mengeluarkan dua bersaudara ini dari almamater yang didambakannya ini.?
Berapa besarkah salah ke dua siswa Taruna Akmil bersaudara ini.Kenapa Ginting bersaudara ini harus dipecat dari Akmil Magelang. Mereka, abang beradek ini sebelum dipecat dan dikeluarkan sementara, terlebih dulu telah menjalani hukuman. Tangan mereka digari dan dikurung selama lima hari di dalam sel. Kepala dipukuli gunakan balok kayu.Saat di BAP, dipaksa untuk mengaku sebagai pencuri.
Bukankah prilaku dan tindakan ini persis model dan ala rejim orba? Jangan jangan lembaga Akmil ini telah pula disusupi oleh kelompok kaum radikal, sebagaimana siswa yang direkrut dan terindikasi radikal serta menjadi viral beberapa waktu yang lalu.
Mari kita berpikir positip, saya yakin personil personil senior di Akademi Militer sana, juga manusia manusia yang bisa berbuat salah. Semoga saja, kita berharap, keputusan sementara Danjen Akmil ini tidak menjadi berkembang jadi sebuah ketetapan dari Panglima TNI. Upaya terbaik telah dilakukan oleh toko tokoh masyarakat, mari kita dukung dalam doa agar sesuatu yang terbaik buat Michel dan Geri, dua Ginting bersaudara ini.
Amin……tulisnya.
Hal senada juga dilakukan Syarifin Bangun. Pria berkacamata itu tampak terus memberi dukungan kepada keduanya dan mengajak seluruh masyarakat Karo untuk mendukung dua Ginting agar bisa kembali ke taruna Akmil. (KAI01)